View AA 1Berbakti Kepada Orang Tua (Birrul walidaini) Disusun Oleh : 1. 2. MISDHY KURNIA AKBAR ADE ELGA PUTRA 165311078 155310 UNIVERSITAS ISLMA RIAU Tahun MAKALAH_BERBAKTI_KEPADA_ORANG_TUA.docx - Berbakti Kepada School No School; Course Title AA 1; Uploaded By DeanKangarooPerson2564. Pages 14
a Memberi masukan kepada pemerintah tentang remaja kreatif b. Meminimalisasi kegiatan siswa yang kurang berguna c. Memudahkan promosi kegiatan remaja saat ini d. Menyadarkan orang tua agar ketat mengawasi anak-anak kreatif e. Membuka wawasan kepada pelajar tentang pentingnya kreatifitas 64. Perhatikan judul proposal dan jenis kegiatan berikut!
Seoranganak tidak boleh pergi berjihad tanpa mendapat keizinan dari ibu bapanya. Ini dapat dilihat dari riwayat Rasullullah SWT. apabila datang seorang lelaki berjumpa dengan Rasulullah SWT. baginda kemudian bertanya kepada lelaki tersebut samada orang tuanya masih hidup'. Dia menjawab : 'ayah dan ibuku masih hidup.
Ayatyang Memerintahkan Berbakti Kepada Orang Tua Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua merupakan salah satu amal shalih yang paling utama dan paling dicintai oleh Allah Subḥānahu Wa Ta'ālā. Berbakti kepada orang tua merupakan bentuk perwujudan iman dan taqwa seorang hamba kepada Sang Khaliq, yaitu Allah Subḥānahu Wa Ta'ālā.
Pantunnasehat berbakti kepada ibu. Ibubapa bintang di langit indah berseri, cahaya bulan mekar menyapa; Taatlah kepada ibu dan bapak. 5 janji allah jika berbakti kepada ibu bapa flip ebook pages 1 50 anyflip anyflip . Hormati ibu dan juga bapak. Kalau dihitung bisa buat botak kepala. Terbang tinggi burung merpati, masak kue tambah mentega.
Berbaktikepada orang tua atau birrul walidain adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap anak. Berikut keutamaan berbakti kepada orang tua: Jumat, 13 Mei 2022
s0DBP. Pidato singkat bahasa arab tentang berbakti kepada orang tua / birrul walidain disertai arti dan harokat lengkap dengan judul Wujubu Birril Walidain / Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua’ Tema tentang berbakti kepada orang tua merupakan tema yang paling banyak menjadi bahan pidato. Berikut pidato selengkapnya tentang kewajiban berbakti kepada orang tua dalam Islam. Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua وُجُوْبُ بِرِّ اْلوَالِدَيْنِ Muqoddimah Pidato الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Adapun sesudah itu Lainnya Mukadimah Bahasa Arab Beserta Artinya Isi Pidato أَيُّهَا الإِخْوَةُ الكِرَامُ لِنَتَدَبَّرْ قَوْلَ اللهِ تعالى ﴿وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا * وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا﴾ فَيَا أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ مِمَّا يَجِبُ عَلَى الْوَلَدِ تُجَاهَ وَالِدَيْهِ، أَنْ يُخَاطِبَهُمَا بِالْقَوْلِ اللَّيِّنِ، وَالْكَلَامِ اللَّطِيفِ، وَلَا يَرْفَعَ صَوْتَهُ عَلَيْهِمَا، وَلَا يُخَاطِبَهُمَا بِالْعِبَارَاتِ الْحَادَّةِ، وَالْكَلِمَاتِ النَّابِيَةِ، وَالْغِلْظَةِ وَالشِّدَّةِ، فَهَذَا مُحَرَّمٌ شَرْعًا، وَهُوَ مِنَ الْعُقُوقِ يَجِبُ عَلَيْنَا أَنْ نَعْلَمَ أَنَّ الْوَالِدَيْنِ هُمَا مِنْ أَمَنِّ النَّاسِ عَلَى الْوَلَدِ بَعْدَ سَيِّدِنَا رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا كَانَ الْإِنْسَانُ يَجِدُ في نَفْسِهِ ازْدِرَاءً وَاحْتِقَارًا لِوَالِدَيْهِ، أَو عَدَمَ عِنَايَةٍ بِأَمْرِهِمَا وَشَأْنِهِمَا، أَو نَقْصًا في احْتِرَامِهِمَا، أَو عَدَمَ نَصِيحَةٍ لَهُمَا، أَو بِرٍّ بِهِمَا، فَهُوَ مُبْتَلًى بِمَرَضٍ عُضَالٍ في التَّعَامُلِ مَعَ الْوَالِدَيْنِ وَهَذَا الْمَرَضُ هُوَ الَّذِي يُسَمَّى بِالْعُقُوقِ، وَصَاحِبُهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ ابْتِدَاءً، أَو لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَبَدًا لَا قَدَّرَ اللهُ تَعَالَى إِنِ اسْتَحَلَّ عُقُوقَهُمَا، لِأَنَّهُ سَيَمُوْتُ لَا قَدَّرَ اللهُ تَعَالَى عَلَى سُوءِ الْخَاتِمَةِ، وَذَلِكَ لِقَوْلِ سَيِّدِنَا رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَاقٌّ» رَوَاهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا Wahai -saudara-saudara yang mulia! Marilah kita merenungi firman Allah Ta’ala Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” [Al-Isra’ 23-24] Saudara-saudara yang mulia! Di antara kewajiban seorang anak kepada orang tuanya adalah berbicara kepadanya dengan perkataan yang santun, kalimat yang lembut, tidak meninggikan suaranya kepada mereka berdua dan tidak berbicara kepada mereka dengan ungkapan-ungkapan yang tajam, kata-kata yang tidak pantas, kasar dan keras. Ini diharamkan secara syar’i. Ini termasuk kedurhakaan kepada orang tua. Kita harus tahu bahwa orang tua adalah salah satu orang yang paling aman atas anak-anaknya setelah Sayyiduna Rasulullah ﷺ. Bila seseorang mendapati pada dirinya ada sikap merendahkan dan meremehkan kedua orang tuanya atau tidak memperhatikan urusan dan keadaan mereka berdua atau kurang menghormati keduanya atau tidak memberikan nasehat kepada keduanya atau tidak berbakti kepada keduanya maka dia menderita penyakit kronis dalam bergaul dengan kedua orang tuanya. Penyakit ini disebut dengan kedurhakaan. Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak akan masuk surga secara langsung atau tidak akan masuk surga selamanya bila dia menyatakan halalnya durhaka kepada kedua orang tua. Semoga Allah Ta’ala tidak mentakdirkannya. Karena kalau demikian dia akan meninggal dalam keadaan suul khatimah. Semoga Allah Ta’ala tidak menakdirkannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ ,”Tidak akan masuk surga orang yang durhaka kepada kedua orang tua.” Imam Ahmad meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Amr radhiyallahu anhuma. Penutup Pidato أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الكِرَامُ تَأَمَّلُوا هَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ الْكَرِيمَتَيْنِ اللَّتَيْنِ يُبَيِّنُ لَنَا فِيهِمَا رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ كَيْفَ نَتَعَامَلُ مَعَ أَقْرَبِ النَّاسِ لَنَا، مَنْ كَانَ سَبَبًا في وُجُودِنَا في هَذِهِ الدَّارِ بَعْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى أَنْ لَا يَحْرِمَنَا الْأَدَبَ مَعَهُمَا أَحْيَاءً وَمَيْتِينَ. آمين Saudara-saudara yang mulia! Perhatikanlah kedua ayat mulia ini yang di dalamnya Allah Azza wa Jalla menjelaskan kepada kita bagaimana bergaul dengan orang yang paling dekat dengan diri kita yang telah menjadi sebab keberadaan kita di dunia ini setelah Allah Azza wa Jalla. Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah tidak menghalangi kita dari beradab terhadap kedua orang tua saat masih hidup maupun setelah mereka meninggal. Amin.[i] Pidato Bahasa Arab Tentang Berbakti Kepada Orang Tua ini ditulis oleh Tim Produsen Jam Digital Masjid. Kami memproduksi aneka Jam Waktu Sholat Elektronik untuk masjid dan mushola, institusi pemerintah, pabrik, sekolah, rumah sakit, klinik, Lembaga Pendidikan dan lainnya. [i] dengan diringkas. keyword teks naskah kultum ceramah pidato khitobah muhadhoroh bahasa arab tentang berbakti kepada orang tua birrul walidain
Di dalam ajaran Islam, seorang anak diajarkan tentang cara berbakti kepada orang tua. Hal tersebut seringkali disebut sebagai birrul walidain. Berbakti kepada orang tua di dalam agama Islam merupakan bagian dari etika Islam yang menunjukkan sikap birrul walidain. Wajib hukumnya bagi seorang anak untuk berbakti kepada orang tua. Walaupun seandainya kedua orang tuanya sudah meninggal dunia atau bahkan kedua orang tuanya berbeda keyakinan dengan anaknya. Bagi orang-orang Islam, berbakti kepada orang tua bukan hanya sekedar untuk memenuhi tuntunan norma dan etika. Akan tetapi sebagai salah satu cara untuk menaati perintah Allah SWT. Sekarang ini, banyak fenomena tentang seorang anak yang bersikap kasar kepada orang tuanya. Bahkan seringkali anak-anak zaman sekarang membantah orang tuanya sendiri. Di dalam surat Luqman ayat 14, Allah SWT Berfirman “Dan kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah pada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri pernah bersabda bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan dan dicintai oleh Allah SWT. Berikut ini adalah 10 cara berbakti kepada orang tua yang bisa kita lakukan dan terapkan di kehidupan sehari-hari. 1. Bertutur Kata Lembut Kepada Orang Tua2. Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah3. Patuh Terhadap Perintah Orang Tua4. Selalu Bersikap Sopan Kepada Orang Tua5. Selalu Sabar dan Tahan Amarah6. Memberikan Hadiah Kepada Orang Tua7. Tidak Pernah Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua8. Merawat Orang Tua9. Selalu Memprioritaskan Orang Tua10. Menghormati Pilihan Orang TuaCara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal1. Selalu Mendoakan serta Memohon Ampunan2. Menjalin Silaturahmi dengan Kerabat Orang Tua3. Sedekah Atas Nama Orang Tua4. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat5. Melunasi utang kedua orangtua6. Menjaga Nama Baik Orangtua 1. Bertutur Kata Lembut Kepada Orang Tua Janganlah sesekali kita menggunakan nada tinggi saat berbicara kepada orang tua. Jagalah tutur kata kita saat berbicara kepada orang tua supaya mereka tidak merasa sakit hati atau tersinggung. Hindari kata-kata dan ucapan yang bernada tinggi. Terlebih kata-kata yang tergolong kasar. Bayangkan saja, jika kepada bos atau pimpinan saja kita selalu berusahan sopan meski kadang terkesan basa-basi. Seharusnya kita juga dapat bertutur kata lembut dan sopan kepada orang tua. Terkadang kita menemui anak-anak yang selalu berkata kasar kepada orang tua mereka dengan cara berteriak atau menggunakan kata-kata yang tidak pantas. 2. Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah Sebagai seorang anak yang ingin berbakti kepada orang tua, kita bisa memulainya dengan cara membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah. Banyak dari kita yang tidak sadar bahwa ada banyak aktivitas orang tua. Terutama pekerjaan rumah yang dikerjakan oleh ibu, dimana sebenarnya hal tersebut sangat melelahkan. Tapi karena Ibu selalu bertanggung jawab atas pekerjaan yang ada di rumah, perkata rutinitas yang mereka lakukan sehari-hari tidak menjadikan mereka berkeluh kesah. Oleh karena itu, tidak ada salahnya kita sebagai seorang anak membantu untuk meringankan beban orang tua. Seperti membantu ibu mencuci piring, mengepel lantai, mencuci baju, menyapu halaman, membersihkan ruangan rumah, dan lain sebagainya. Walaupun hal tersebut mungkin tidak kita lakuka secara rutin setiap hari, tapi percayalah bantuan kecil yang kita lakukan akan tetap berarti untuk mereka. 3. Patuh Terhadap Perintah Orang Tua Apabila orang tua kita meminta bantuan kepada kita, dimana hal tersebut bisa kita lakukan, maka jangan sampai kita menunda atau bahkan menolaknya jika kita memang tidak ada hal lain yang mendesak. Bayangkan saja, orang tua kita sudah melayani kita anak-anaknya sejak bayi tanpa pernah mengeluh dan penuh dengan kesabaran dan juga kasih sayang. Jadi sangat tidak pantas jika kita selalu menolak perintah orang tua atau bahkan malas-malasan dalam melakukan perintah mereka. 4. Selalu Bersikap Sopan Kepada Orang Tua Tidak hanya soal ucapan saja yang wajib kita jaga kelembutan serta kesantunannya. Akan tetapi, kita juga harus menjaga sikap kita terhadap orang tua. Usahakan untuk selalu bersikap sopan dan santun kepada mereka. Misalnya saja, mengucapkan salam ketika masuk rumah atau keluar rumah. Selain itu, ada hal penting lain yang harus kita jaga, yaitu jangan bersikap kurang ajar kepada orang tua walaupun kita sedang dalam keadaan marah atau kecewa. 5. Selalu Sabar dan Tahan Amarah Umumnya, semakin bertambah usia orang tua kita, maka akan semakin rewel sikap yang mereka tunjukkan. Ada istilah bahwa semakin tua seseorang maka mereka akan kembali bersikap layaknya anak kecil. Terkadang hal tersebut juga dipicu karena kondisi kesehatan yang sudah tidak prima. Kadang-kadang semakin bertambahnya usia orang tua dan renta, mereka justru akan semakin mudah marah dan sensitif. Jika sudah mengalami keadaan yang seperti itu, maka kita sebagai seorang anak harus berusaha untuk tetap menahan diri dengan cara bersabar. Perlu kita pahami lagi bahwa surga itu adalah tempat bagi orang-orang yang dapat menahan amarah mereka. Bayangkan saja, berapa banyak sabar yang telah orang tua gunakan dalam merawat kita dari kecil hingga besar. Sabar dalam menghadapi kenakalan kita, sabar dengan sikap labil kita, dan sabar untuk selalu menasehati kita. 6. Memberikan Hadiah Kepada Orang Tua Untuk memberikan sedikit apresiasi atau sedikit kebahagiaan kepada orang tua, kita bisa melakukannya dengan memberi hadiah pada mereka. Hadiah yang kita berikan tidak harus suatu barang yang mahal, yang penting bisa membahagiakan meraka. Sebenarnya, orang tua tidak berharap untuk diberi apapun dari anaknya. Mereka hanya berharap bahwa anak-anaknya bisa hidup dengan layak, nyaman, dan berkecukupan. Itu saja sudah membuat mereka bahagia dan tersenyum bangga. Apalagi jika kita beri hadiah, pasti mereka akan sangat merasa bahagia. Seperti yang selalu diajarkan oleh Agama Islam. Bahwa membuat orang tua bahagia adalah salah satu cara untuk medapatkan pahala yang tiada henti. 7. Tidak Pernah Menyia-nyiakan Kerja Keras Orang Tua Di zaman yang sudah serba modern ini, banyak kita dapati anak-anak yang tidak bisa menghargai perjuangan serta kerja keras orang tua mereka dalam memberi nafkah anaknya, menyekolahkan anak-anaknya, dan hal-hal lain yang sebenarnya itu adalah perjuangan mereka dalam membuat anaknya menjadi lebih baik lagi. Salah satu contoh yang perlu kita terapkan untuk menghargai perjuangan mereka adalah dengan belajar dengan giat, belajar dengan sungguh-sungguh, selalu bersikap baik, dan selalu menghargai perjuangan orang tua. 8. Merawat Orang Tua Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang tua pasti akan merawat anak-anaknya dari kecil hingga dewasa. Mereka akan merawat anaknya dengan penuh ketelatenan dan juga kesabaran. Ketika anaknya sakit, orang tua selalu siap untuk menjaga dan merawatnya tanpa pamrih. Apakah Grameds ingat bagaimana ibu memandingan kita, mengganti baju kita, dan lainnya. Tapi sangat miris bahwa sekarang ini, banyak anak yang menitipkan orang tua mereka di panti jompo. Sebab, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka untuk hal-hal yang bersifat duniawi. Jadi, salah satu cara berbakti kepada orang tua yaitu dengan merawat mereka yang sudah renta dengan sabar dan ikhlas. 9. Selalu Memprioritaskan Orang Tua Di dalam segala kesempatan, usahaan untuk selalu memprioritaskan orang tua dan selalu bersikap baik kepada mereka. Sepeti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAWA, bahwa kita harus senantiasa berbuat baik kepada orang tua. Sebab, surga berada di bawah telapak kakinya. 10. Menghormati Pilihan Orang Tua Sebagai seorang anak, tentu kita akan berselisih ataupun beda pendapat dengan orang tua. Terkadang orang tua mempunyai pilihannya sendiri. Tak jarang mereka juga memiliki opini atau pendapat mereka sendiri. Jadi, apapun keputusan yang mereka plih, sebagai seorang anak kita harus tetap menghormatinya. Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal Pastinya ada diantara kita yang mungkin sudah tidak memiliki orang tua karena mereka sudah berpulang ke pangkuan Ilahi terlebih dahulu. Sehingga membuat kita bertanya-tanya, apakah sebagai seorang anak, kita masih bisa berbakti kepada orang tua saat mereka sudah tiada? Akan tetapi, Grameds tidak perlu khawatir lagi, sebab masih ada banyak sekali cara yang bisa kita lakukan sebagai bentuk bakti anak kepada orang tua maupun amalan untuk orang tua kita yang sudah meninggal dunia. Hal tersebut bahkan sudah dibahas di dalam Al Quran dab berbagai hadist yaitu tentang apa saja yang dapat kita lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal. Berikut adalah penjelasan lengkapnya. 1. Selalu Mendoakan serta Memohon Ampunan Ya Rasulullah, apakah masih ada cara ang bisa aku lakukan untuk berbakti kepada kedua orang tuaku yang telah tiada?” Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawabnya, “Iya, akan selalu ada bentuk dan cara kita untuk berbakti kepada orang tua. Cara tersebut yaitu dengan selalu mendoakan mereka, meminta ampunan untuk kedua orang tua, memenuhi janji yang sudah mereka bicarakan sebelum meninggal, serta menjalin hubungan kekerabatan yang baik dengan keluarga dari kedua orang tua yang sebelumnya tidak pernah terjalin dan muliakan teman terdekat kedua orang tua kita.” HR Abu Daud No. 5142. Dari hadist tersebut, terlihat jelas bahwa walaupun keduanya sudah meninggal dunia, namun kita tetap bisa berbakti melalui doa dan juga meminta ampunan untuk keduanya. Hal tersebut dapat menjadi salah satu cara kita untuk berbakti kepada mereka. 2. Menjalin Silaturahmi dengan Kerabat Orang Tua “Sesungguhnya, sebaik-baiknya cara berbakti kepada orang tua adalah dengan menyambung silaturahmi dengan kerabata dan keluarga dari ayah kita.” HR. Muslim No. 2552. Dari hadist tersebut bisa kita simpulkan bahwa dengan menjalin silaturahmi dengan kerabat, teman-teman dekat, dan juga keluarga dari orang tua adalah salah satu bentuk bakti pada keduanya. Cara tersebut harus selalu kita lakukan dan niatkan untuk berbakti kepada keduanya. Sehingga orang tua kita juga akan memperleh pahala dari kebaikan yang sudah kita lakukan. 3. Sedekah Atas Nama Orang Tua Bersedekah adalah salah satu amalan yang bermanfaat sebagai tabungan kelak di akhirat nanti. Tak hanya itu saja, sebagai manusia, kita sudah sepantasnya untuk saling membantu dan juga memberi kepada satu sama lain. Meski orang tua kita sudah tidak ada, sebaiknya sebagai seorang anak kita harus tetap bersedekah atas nama keduanya. Dengan melakukan sedekah kepada orang lain, maka pasti akan membuat mereka yang menerima dan kita pribadi lebih merasa bahagia. Selain itu, sedekah juga bisa memupuk kebaikan dan juga pahala di masa depan. Percaya atau tidak, dengan bersedekah, rezeki kita akan terasa lebih lancar dan selalu ada. Bahkan sedekah juga bisa menjadi sebuah bentuk rasa syukur kita kepada yang Maha Kuasa. 4. Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat Berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal dunia bisa kita lakukan dengan cara membagikan ilmu yang kita miliki kepada orang lain. Sehingga ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi mereka. Jadi kita bisa berbagi ilmu dengan orang lain dengan cara mengajarkan kebaikan, bagaimana cara bersikap baik, dan juga mengaji. Hal tersebut adalah salah satu bentuk atau cara berbakti kepada orang tua yang bisa Grameds lakukan. Ilmu yang sudah kita berikan kepada orang lain akan terus memberikan pahala yang selalu mengalir untuk orang yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Dengan berbagi ilmu yang bermanfaat juga akan membuat orang-orang yang menerimanya bisa menyerap ilmu tersebut dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari mereka. Dengan begitu, kita sendiri pun bisa menjadi seseorang yang lebih bermanfaat dengan mengajari ilmu yang baik kepada orang-orang sekitar. 5. Melunasi utang kedua orangtua Apakah Grameds mendengar bahwa hutang akan dibawa sampai meninggal? Oleh sebab itu, segera lunasi hutang-hutang yang dimiliki oleh orang tua kita semasa hidupnya. Hal tersebut bisa menjadi salah satu cara kita untuk berbakti kepada mereka dan membantu mereka agar memperoleh kelapangan kubur dan ampunan dari Allah SWT. Orang tua yang masih memiliki hutang kemudian meninggal, maka hutang tersebut akan dilimpahkan kepada anak-anaknya. Dengan adanya hutang tersebut, katanya jalan yang akan mereka lalui semakin sulit dan terhambat. Oleh karena itu, kita sebagai seorang anak harus segera melunasi hutang mereka supaya jalan yang akan mereka lalui menjadi lebih mudah dan lapang. 6. Menjaga Nama Baik Orangtua Salah satu cara yang paling mudah untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan menjaga nama baik keduanya. Hal tersebut juga menjadi salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seroang anak untuk menjaga citra kedua orang tuanya. Cara untuk menjaga nama baik orang tua yaitu dengan tidak membuka aib mereka di depan orang-orang dan tidak menjelek-jelekkan orang tua kita pada orang lain. Selain itu, jangan sampai membuat suatu hal yang bisa menimbulkan fitnah pada orang tua yang sudah meninggal dunia. Itulah beberapa cara berbakti kepada orangtua yang wajib dilakukan oleh seorang anak. Semoga informasi kali ini bisa bermanfaat dan dapat membantu siapapun untuk selalu berusaha berbakti kepada kedua orang tuanya. Terlebih yang masih memiliki orang tua, jangan sampai kita menyesal dikemudian hari karena terlambat untuk memberikan yang terbaik bagi mereka. Untuk Grameds yang sudah tidak memiliki orang tua, tenang saja. Kita masih bisa berbakti kepada keduanya dengan cara-cara diatas. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Jakarta - Berbakti kepada orang tua dikenal dengan istilah birrul walidain. Perkara ini bahkan diterangkan dalam firmanNya surah Al Isra ayat 23 dan رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًاوَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًاArtinya "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."Dalam ayat lain surah Al Ahqaf ayat 15, Allah SWT juga memerintahkan muslim untuk berbuat baik kepada orang tua, baik ketika masih hidup maupun telah meninggal dunia. Berbuat baik dalam hal ini adalah melakukan semua perbuatan yang baik sesuai dengan perintah الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ اِحْسَانًا ۗحَمَلَتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗوَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰثُوْنَ شَهْرًا ۗحَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ قَالَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَصْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ ١٥Artinya "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan memberi kebaikan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."Berbakti kepada orang tua sendiri disebut dalam hadits memiliki derajat yang setara bahkan lebih tinggi daripada jihad. Dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA, Rasulullah SAW bersabda,جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »Artinya "Ada seseorang yang mendatangi Nabi SAW, dia ingin meminta izin untuk berjihad. Nabi SAW lantas bertanya, 'Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Ia jawab, 'Iya masih.' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda, 'Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'" HR Muslim.Selain berbakti kepada orang tua sama nilainya dengan jihad, Rasulullah SAW dalam haditsnya juga menerangkan macam-macam keutamaan berbakti kepada orang tua. Berikut ulasan Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua1. Amal yang Dicintai Allahسَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَعْمَالِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ؟ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا» قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ» قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ» قَالَ حَدَّثَنِي بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِيBaca juga"Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, "Amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Rasul menjawab, "Shalat pada awal waktunya." "Kemudian apa lagi?" Nabi Menjawab lagi, "Berbakti kepada kedua orang tua."Aku bertanya kembali." "Kemudian apa lagi?" "Kemudian jihad fi Sabilillah."Ibnu Mas'ud mengatakan, "Beliau terus menyampaikan kepadaku amalan yang paling dicintai oleh Allah, andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku," HR Bukhari.2. Amal yang Utamaفعن عَبْدِ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى مِيقَاتِهَا»، قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ»، قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ» فَسَكَتُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِيArtinya Dari 'Abdullh bin Mas'ud, "Aku bertanya kepada Rasulullah SAW, amalan apakah yang paling afdhal utama?" Rasul menjawab, "Shalat pada -waktu-waktunya." Aku bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Beliau Mmenjawab lagi, "Berbakti kepada kedua orang tua."Aku bertanya kembali." "Kemudian apa lagi?" "Kemudian jihad fi Sabilillah." Kemudian aku terdiam dan tidak lagi bertanya kepada Rasulullah SAW. Andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku." HR Muslim.3. Kemudahan Rezekiعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda; "Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambug silaturrahim kekerabatan." HR Ahmad.4. Masuk Surgaالوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الجَنَّةِ، فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ البَابَ أَوْ احْفَظْهُArtinya "Orang tua merupakan pintu surga paling pertengahan, jika engkau mampu maka tetapilah atau jagalah pintu tersebut." HR Ahmad.5. Meraih Ridho Allahرِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِArtinya "Ridha Rabb tergantung ridha orang tua, dan murka Allah tergantung murka orang tua." HR Tirmidzi dan Ibnu Hibban.Amalan yang dapat dilakukan sebagai wujud berbakti kepada orang tua di antaranya adalah mendengarkan dan menjalankan nasihat selama tidak bertentangan dengan perintah Allah, menyenangkan hati, tidak berkata kasar, dan tidak menyakiti SAW juga pernah mengajarkan bahwa setiap anak harus berbakti kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia. Salah satunya dengan mendoakan mereka sebagai ibadah yang tidak akan terputus atau amal jariyah. Simak Video "Cerita Ortu BLINK dari Medan-Jambi Antar Anak Nonton BLACKPINK" [GambasVideo 20detik] rah/lus
Al-Qur’an sering memerintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Bahkan Al-Qur’an memerintahkan umat manusia untuk memperlakukan kedua orang tua dengan baik meski keduanya berbeda agama dengan anaknya. Al-Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr 1998 M/1418 H] Juz III, halaman 252 menghimpun sejumlah hadits berisi keutamaan berbakti kepada orang tua. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menceritakan tiga orang Bani Israil yang terperangkap dalam sebuah gua yang tertutup batu. Mereka akhirnya selamat setelah masing-masing bertawasul dengan amal salehnya masing-masing, salah satunya bertawasul atas baktinya kepada orang tuanya yang lansia. Adapun berikut ini adalah sembilan hadits yang dikutip dari Kitab At-Tarhib wat Tarhib karya Al-Mundziri 1. Amal paling utama عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه سألتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قلتُ يَا رسولَ الله أَيُّ العملِ أفضَلُ قال الصلاةُ على مِيْقاتِها قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قال ثُمَّ بِرُّ الوالِدَيْنِ قلتُ ثُمَّ أَيٌّ قال الجِهادُ في سبيلِ اللهِ Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, ia bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, apakah amal paling utama?’ Shalat pada waktunya,’ jawab Rasul. Ia bertanya lagi, Lalu apa?’ Lalu berbakti kepada kedua orang tua,’ jawabnya. Ia lalu bertanya lagi, Kemudian apa?’ Jihad di jalan Allah,’ jawabnya,” HR Bukhari dan Muslim. 2. Jihad merawat kedua orang tua عن عَبْد اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَحَىٌّ وَالِدَاكَ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw lalu meminta izin untuk berjihad. Rasulullah saw bertanya, Apakah kedua orang tuamu masih hidup?’ Masih,’ jawabnya. Rasulullah saw mengatakan, Pada perawatan keduanya, berjihadlah,’” HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah. 3. Membahagiakan orang tua عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ جِئْتُ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَتَرَكْتُ أَبَوَىَّ يَبْكِيَانِ فَقَالَ ارْجِعْ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr ra, ia bercerita, seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw dan mengatakan, Aku datang kepadamu untuk berbaiat hijrah dan kutinggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis. Rasul menjawab, Pulanglah, buatlah keduanya tertawa sebagaimana kau membuat mereka menangis,’’” HR Abu Dawud. 4. Surga di bawah kaki orang tua عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السُّلَمِيِّ، أَنَّ جَاهِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَتَى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم، فَقَالَ إِنِّي أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ مَعَكَ وَجِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلِهَا Artinya, “Dari Muawiyah bin Jahimah As-Sulami, Jahimah ra mendatangi Nabi Muhammad saw dan berkata, Aku ingin berperang bersamamu dan aku datang untuk meminta petunjukmu.’ Rasul bertanya, Apakah kamu mempunyai ibu?’ Ya,’ jawabnya. Lazimkanlah ibumu karena surga berada di bawah telapak kakinya,’” HR An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim. 5. Orang tua sebagai pintu surga عن أبي الدرداء رضي الله عنه أنَّ رجلاً أتاه، فقال إِنَّ لِي امرأةً، وإِنَّ أمِّي تَأْمُرُنِي بِطَلَاقِها، فقال له أبو الدرداء سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول الوالِدُ أوسَطُ أبوابِ الجَنَّةِ، فإِنْ شِئْتَ فأضِعْ ذلِكَ البَابَ أو احْفَظْهُ Artinya, “Dari sahabat Abu Darda ra, seseorang mendatanginya dan berkata, Aku mempunyai seorang istri, tetapi ibuku memintaku untuk menceraikannya.’ Abu Darda ra berkata, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Jika mau, kau boleh menyia-nyiakan pintu tersebut atau kau boleh merawatnya,’’” HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah. 6. Obat panjang umur dan tambah rezeki عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ فِي عُمْرِهِ، وَيُزَادَ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ Artinya, “Dari sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah bersabda, Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan bertambah rezekinya, hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim,’” HR Ahmad. 7. Merawat orang tua sebagai jalan menuju surga عن أبي هريرة رضي الله عنه قال سمعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول رَغِمَ أنْفُهُ، رَغِمَ أنْفُهُ، رَغِمَ أنْفُهُ قيل مَنْ يا رسولَ اللهِ؟ قال مَنْ أدْرَكَ وَالِدَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدُهُما أَوْ كِلَاهما ثمَّ لَمْ يَدْخُلِ الجَنَّةَ Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda, Celakalah seseorang, celakalah, dan celakalah.’ Sahabat bertanya, Siapa ya Rasul?’ Rasul menjawab, Orang yang mendapati kedua orang tuanya menua baik salah satu maupun keduanya, lalu ia tidak masuk ke surga,’”HR Muslim. 8. Ridha Allah bergantung pada restu orang tua وَعَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ رِضَا اَللَّهِ فِي رِضَا اَلْوَالِدَيْنِ وَسَخَطُ اَللَّهِ فِي سَخَطِ اَلْوَالِدَيْنِ أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ. Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Umar ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, Ridha Allah berada pada ridha kedua orang tua. Sedangkan murka-Nya berada pada murka keduanya,’” HR At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim. 9. Jalan menghubungi kedua orang tua yang telah meninggal عن أبي بردة قال قَدِمْتُ المَدينَةَ فأَتَانِي عبدُ اللهِ بنُ عمَرَ فقال أَتَدْرِي لِمَ أَتَيْتُكَ قال قُلْتُ لَا قال سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يقول مَنْ أَحَبَّ أَنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيْهِ بَعْدَهُ وَإِنَّهُ كَانَ بَيْنَ أَبِي عُمَرَ وَبَيْنَ أَبِيْكَ إِخَاءٌ وَوُدٌّ فَأَحْبَبْتُ أَنْ أَصِلَ ذَاكَ Artinya, “Dari sahabat Abu Burdah ra, ia bercerita, suatu hari ia mengunjungi Madinah. Abdullah bin Umar menemuiku,’ kata Abu Burdah. Tahukah kamu, mengapa aku menemuimu?’ Tidak,’ jawab Abu Burdah. Abdullah bin Umar mengatakan, Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, Siapa yang ingin menghubungi ayahnya di alam kuburnya, hendaklah ia menyambung persahabatan dengan teman ayahnya sepeninggalnya.’ Sungguh, antara ayahku Umar dan ayahmu terdapat hubungan persahabatan yang hangat. Kini aku ingin menyambungnya,’” HR Ibnu Hibban. Demikian sembilan hadits perihal keutamaan berbakti kepada orang tua yang dikutip dari Kitab At-Targhib wat Tarhib karya Al-Mundziri. Wallahu a’lam. Alhafiz Kurniawan
Tidak berlebihan jika kita katakan bahwa akal sehat dan semua agama pasti setuju bahkan menganjurkan orang untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tuanya. Karena betapa besarnya jasa orang tua yang melahirkan, merawat dan mendidik seseorang hingga dewasa. Di dalam Islam, kedudukan berbakti kepada orang tua bukan hanya sekedar balas budi’, namun juga sebuah amalan mulia yang agung kedudukannya di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Perintah Berbakti Kepada Orang Tua Birrul walidain atau berbakti kepada orang tua adalah hal yang diperintahkan dalam agama. Oleh karena itu bagi seorang muslim, berbuat baik dan berbakti kepada orang tua bukan sekedar memenuhi tuntunan norma susila dan norma kesopanan, namun juga memenuhi norma agama, atau dengan kata lain dalam rangka menaati perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” QS. An Nisa 36. Perhatikanlah, dalam ayat ini Allah Ta’ala menggunakan bentuk kalimat perintah. Allah Ta’ala juga berfirman yang artinya “Katakanlah “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tua..”QS. Al An’am 151. Dalam ayat ini juga digunakan bentuk kalimat perintah. Allah juga berfirman yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” QS. Al Isra 23. Di sini juga digunakan bentuk kalimat perintah. Birrul walidain juga diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ketika beliau ditanya oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu “Amal apa yang paling dicintaiAllah Azza Wa Jalla?”. Nabi bersabda “Shalat pada waktunya”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi “Lalu apa lagi?”.Nabi menjawab “Lalu birrul walidain”. Ibnu Mas’ud bertanya lagi “Lalu apa lagi?”. Nabi menjawab “Jihad fi sabilillah”. Demikian yang beliau katakan, andai aku bertanya lagi, nampaknya beliau akan menambahkan lagi HR. Bukhari dan Muslim. Dengan demikian kita ketahui bahwa dalam Islam, birrul walidain bukan sekedar anjuran, namun perintah dari Allah dan Rasul-Nya, sehingga wajib hukumnya. Sebagaimana kaidah ushul fiqh, bahwa hukum asal dari perintah adalah wajib. Kedudukan Berbakti Kepada Orang Tua Sebagaimana telah kami sampaikan, berbakti kepada orang tua dalam agama kita yang mulia ini, memiliki kedudukan yang tinggi. Sehingga berbakti kepada orang tua bukanlah sekedar balas jasa, bukan pula sekedar kepantasan dan kesopanan. Poin-poin berikut dapat menggambarkan seberapa pentingnya birrul walidain bagi seorang muslim. [1] Perintah birrul walidain setelah perintah tauhid Kita tahu bersama inti dari Islam adalah tauhid, yaitu mempersembahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah semata. Tauhid adalah yang pertama dan utama bagi seorang muslim. Dan dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an, perintah untuk berbakti kepada orang tua disebutkan setelah perintah untuk bertauhid. Sebagaimana pada ayat-ayat yang telah disebutkan. Ini menunjukkan bahwa masalah birrul walidain adalah masalah yang sangat urgen, mendekati pentingnya tauhid bagi seorang muslim. [2] Lebih utama dari jihad fi sabililah Sebagaimana hadits Abdullah bin Mas’ud yang telah disebutkan. Juga hadits tentang seorang lelaki yang meminta izin kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk pergi berjihad, beliau bersabda “Apakah orang tuamu masih hidup?”. Lelaki tadi menjawab “Iya”. Nabi bersabda “Kalau begitu datangilah kedunya dan berjihadlah dengan berbakti kepada mereka” HR. Bukhari dan Muslim. Namun para ulama memberi catatan, ini berlaku bagi jihad yang hukumnya fardhu kifayah. [3] Pintu surga Surga memiliki beberapa pintu, dan salah satunya adalah pintu birrul walidain. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian” HR. Tirmidzi, ia berkata “hadits ini shahih” [4] Ridha Allah sejalan dengan ridha orang tua Ridha orang tua mendatangkan ridha Allah Ta’ala selama bukan dalam maksiat kepada Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Ridha Allah bersama dengan ridha orang tua, murka Allah bersama dengan murka orang tua” HR. At Tirmidzi. Dinilai hasan oleh Al Albani [5] Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar Betapa pentingnya birrul walidain, sampai-sampai durhaka kepada orang tua dianggap sebagai dosa besar di sisi Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Maukah ku kabarkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” kemudian beliau menyebutkan beberapa hal, salah satunya adalah durhaka kepada orang tua HR. Bukhari dan Muslim [6] Lalai dari birrul walidain, mendapat laknat Allah Suatu ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuat si anak masuk Jannah karena tidak berbakti kepada mereka berdua’, maka aku berkata Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. Allah melaknat seorang hamba yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, Amin”.” HR. Ahmad. Al A’zhami berkata Sanad hadits ini jayyid Kedudukan Ibu Setelah kita mengetahui betapa pentingnya berbakti kepada orang tua, maka ketahuilah bahwa diantara kedua orang tua, berbakti kepada ibu memiliki keutamaan dan urgensi yang lebih. Suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak untuk aku perlakukan dengan baik?”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ibumu”. Lelaki tadi bertanya lagi “lalu siapa”. Nabi menjawab “Ayahmu” HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim, Nabi menjawab “Ibumu, lalu ayahmu, lalu saudara perempuanmu, lalu saudara laki-lakimu, lalu setelahnya, lalu setelahnya”. Ini semua menunjukkan kedudukan ibu lebih utama untuk ditunaikan haknya dan berbakti kepadanya. Ini juga menunjukkan bahwa sikap terbaik yang kita miliki, hendaknya ditampakkan kepada orang tua kita terutama kepada ibu. Kesalahan besar jika kita berakhlak baik kepada teman sejawat, atasan, atau rekan kerja namun berakhlak kurang baik terhadap orang tua. Bentuk-Bentuk Berbakti Kepada Orang Tua Sesuai namanya, birrul walidain, maka ia mencakup semua hal yang termasuk al birr kebaikan. Segala bentuk akhlak mulia terhadap orang tua, menjaga mereka, membantu mereka, menolong mereka, membimbing mereka, menasehati mereka jika salah, ini semua termasuk birrul walidain. Namun diantara semua kebaikan, ada beberapa yang lebih ditekankan dalam birrul walidain [1] Ta’at dan patuh Permintaan, perintah, panggilan dan perkataan orang tua hukum asalnya wajib dipatuhi selama dalam perkara yang ma’ruf tidak melanggar aturan agama. Sebagaimana kisah Juraij, seorang ahli ibadah. Suatu ketika Juraij sedang shalat sunnah, ibunya memanggilnya, namun ia tidak memenuhi panggilan ibunya. Hal ini terjadi sampai tiga kali. Hingga ibunya berdoa “Ya Allah jangan matikan ia sampai ia melihat wajah seorang pelacur”. Dan Allah mengabulkan doanya, Allah menakdirkan ia bertemu dengan pelacur yang diutus untuk menggodanya dan akhirnya membuat ia dituduh berzina HR. Bukhari. Dari kisah ini para ulama mengatakan bahwa menaati, memenuhi permintaan dan panggilan orang tua adalah wajib. [2] Bertutur kata yang baik dan lemah lembut Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al Isra 23 Para ulama mengatakan kata ah’ dalam ayat ini adalah contoh bentuk gangguan yang paling ringan. Dalam budaya kita contohnya seperti perkataan huh, aduh, dan semacamnya. Perkataan yang demikian itu teranggap sebagai bentuk durhaka kepada orang tua. Terlebih lagi yang berupa bentakan, atau bahkan celaan dan hinaan kepada orang tua. Wal’iyadzu billah.  [3] Tawadhu’ Seorang anak hendaknya merendahkan dirinya dihadapan orang tua, sekalipun ia orang terpandang atau orang yang memiliki kedudukan. Allah Ta’ala berfirman yang artinya “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”” QS. Al Isra 24 [4] Memberi nafkah harta bila orang tua miskin Orang tua hendaknya memiliki penghidupan sendiri dari hasil kerjanya. Namun bila ia miskin, ia memiliki hak dari harta anaknya untuk penghidupannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Engkau dan hartamu adalah miliki ayahmu. Sesungguhnya makanan yang paling baik adalah yang merupakan hasil kerjamu. Dan sesungguhnya harta anak-anakmu juga adalah hasil kerjamu, maka makanlah darinya jangan ragu” HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dinilai shahih oleh Al Albani. Para ulama menjelaskan hadits ini, bahwa bukan berarti harta anak menjadi milik ayah, namun seorang anak hendaknya tidak keluar dari pendapat ayahnya dalam penggunaan harta Fiqhut Ta’amul, 130 Demikian paparan yang singkat ini. Semoga menggugah hati kita bahwa selama ini salah satu kunci surga ada di dekat kita, yaitu orang tua kita sendiri. Semoga Allah menolong kita untuk menjadi anak yang berbakti kepada mereka dan mengumpulkan kita bersama mereka di surga-Nya. [Yulian Purnama,
karangan berbakti kepada orang tua