Dalamkondisi normal, tegangan keluaran transformator harus dipertahankan dalam kisaran tertentu. Rendah atau tinggi mungkin merupakan gangguan listrik. Menemukan kesalahan seperti itu dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. 1, tegangan catu daya Tegangan catu daya rendah atau tinggi, sehingga tegangan output harus rendah atau tinggi. Cekdc offset antara output amplifier dengan ground harus dibawah 20mv; Cara mengukur Dc Offset amplifier apex h900 tef, dc offset merupakan keluaran arus tegangan dc pada amplifier, sebuah penguat amplifier idealnya pada keluaran atau output hanya berupa arus tegangan bolak balik (Ac) tetapi bukan tidak mungkin ada arus tegangan dc yang Caramemperbaiki amplifier suara kecil dengan teknik analisa dari masing masing penyebab kerusakan suara kecil pada amplifier audio. Lompat ke konten Lompat ke sidebar Hal ini bisa di deteksi dengan menggunakan DC meter. Jika ada aliran arus DC pada out spaker bisa diartkan ada kebocoran arus dari tegangan suply menuju ke output speaker Perbandinganantara tegangan DC yang keluar terhadap tegangan AC yang ikut serta pada hasil output-nya, dinamakan faktor ripple (riak)1). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah diode yang dikonfigurasikan secara forward bias. Dalam sebuah catu daya tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut diubah menjadi tegangan DC maka tegangan JGCLj. Mei 19, 2019 Cara mengatasi amplifier SOCL 504 serak - SOCL merupakan kit audio amplifier yang sekarang sedang digandrungi oleh penggemar audio rakitan. Maka tidak heran SOCL sampai sekarang masih menjadi perbincangan menarik di kalangan pencinta audio rakitan. Kali ini saya akan sedikit berbagi mengenai kerusakan SOCL505 mengalami kerusakan suara serak. Jika dilihat secara seksama SOCL ini tidak jauh berbeda dengan kit Amplifier lainnya. Yang membedakan ada tripod DC out. Tripod tersebut berfungsi mengatur besaran keluaran tegangan DC yang dihasilkan oleh driver secara manual. Berbeda dengan kita ocl 150 biasa yang mana DC out sudah otomatis di kontrol oleh sistem rangkaian. Penyebab kerusakan SOCL serak kurang lebih sama dengan ocl biasa. Mungkin di beberapa bagian menjadi pembeda yang mengakibatkan suara yang dihasilkan kit menjadi serak. Berikut beberapa penyebab kit super ocl serak. 1. DC out terlalu besar Tanda bahwa dco terlalu basar bisanya keluaran audio ada sedikit cacat alias serak. Nah untuk itu perlu dicek apakah dco sudah benar benar berada di 0 volt. Tanda lain keluaran DC masih tinggi, ialah transistor penguat akhir cepat sekali panas. 2. transistor final rusak Penyebab suara ampli serak disebabkan oleh arus dc mengalir ke sepeaker. Untuk memastikannya coba cek tegangan DCo tanpa menggunakan transistor final. Pada saat pengecekan DC out lebih baik tanpa transistor final pada bagian penyebab nomor satu di atas. Dengan begitu ketika pengcekan kerusakaan gejala suara serak bisa dipastikan Dari Dua blok tersebut, yaitu blok driver Dan blok transistors final. Apabila tanpa transistors final DCo, dalam keadaan normal 0 volt. Bisa jadi transistor final terjadi kerusakan. 3. Transistor driver Transistor driver sangat rentan rusak. Bisa di akibatkan oleh feedback dari transistor final. Ini sering dialami oleh SOCL yang sudah di pasangi TEF. Transistors driver yang serving koit ketika dimodif menggunakan tef yaitu transistors mje340. Apabila terjadi short pada output biasanya transistor a1837& c4793. 4. Tef rusak SOCL serak bisa juga disebabkan oleh transistor pada bagian tef bocor. Misalnya colektor bocor ke emitor sehingga mengakibatkan penguatan menjadi cacat. Periksa secara seksama. Pada bagian transistor TEF . Karena akibatnya sangat fatal yaitu dapat merusak transistor final. 5. Tegangan power suplai tidak seimbang Ini biasanya disebabkan oleh elko pada salah satu sisi mengalami kering sehingga tegangan yang dihasilkan antara positif dan negatifnya tidak seimbang. Ini bisa mengakibatkan kerja driver bermasalah sehingga suara menjadi serak. Selain elko ada penyebab lain yaitu transistor driver mengalami kerusakan misalnya pada salah satu sisi mengalami short sehingga tegangan tertahan oleh transistor driver yang short tersebut. Itulah 5 penyebab amplifier SOCL 504 serak. Terlepas dari 5 hal tersebut tentu kita memiliki pengalaman dalam menangani kerusakan seperti ini. Untuk itu silahkan shere pengalaman anda dalam mengatasi SOCL serak di kolom komentar di bawah . Demi sedikitkian semoga bermanfaat! Novela indri Sebagai seorang pecinta teknologi, selalu bersemangat dalam menjelajahi inovasi terbaru di dunia teknologi. Memiliki pengetahuan yang mendalam tentang gadget, aplikasi, perangkat lunak, dan tren terbaru di industri teknologi. Alhamdulilah alhasil bisa ngeposting lagi. Posting kali ini merupakan bagaimana cara setting DCO dan BIAS power amplifier? Ada banyak pertanyaan masuk melalui g+ dan komentar blog mengajukan pertanyaan mengenai hal ini dan impian untuk berbagi satu posting tersendiri mengenai hal ini , terkendala waktu dan kesibukan. Sehingga tertunda usang sekali tidak saya angkat ke permukaan. Karena uneg-uneg ini tidak yummy kalau tidak dikeluarkan , maka munculah artikel ini. Bagi penggemar audio atau pemula simak lebih lanjut melangkah pada cara penyetingan DCO dan BIAS power amplifier , akan lebih baik kalau anda berkenalan dahulu sama dua perumpamaan ini. Mungkin bagi luar biasa audio sudah pada paham perumpamaan ini , namun tidak ada salahnya saya diskusikan lagi mengenai perumpamaan ini. Karena kedua perumpamaan ini erat kaitannya dengan power amplifier kita dan sungguh kokoh dan menyeleksi mutu anggun tidaknya output power amplifier yang kita hasilkan. Mungkin selama ini kita cuma bisa merakit power amplifer bisa bunyi , sudah berhenti hingga disitu. Ternyata banyak variable yang ada dalam power amplifier itu yang sanggup kita atur guna mendapat mutu bunyi terbaik. Tidak semua power amplifier ada setelan DCO dan BIASnya. Tapi bergotong-royong dari semua rangkaian power amplifier itu niscaya ada yang namanya DCO dan BIAS. Terus mengapa kok ada power yang gak ada VR DCO dan VR BIASnya? Sebenarnya itu ada , namun sudah di setel paten atau sudah di fix dengan nilai tertentu dengan hasil optimal menurut pembuatnya. Tujuannya merupakan agar kondusif dan tidak di otak-atik lagi dan tinggal pasang saja pribadi bunyi , tentunya hal ini sungguh menguntungkan bagi para perakitnya , dibandingkan dengan mesti sukar payah dahulu untuk setting DCO dan kita diskusikan sedikit tentang DCO dan BIAS ini. DCO atau DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar pada keluaran speaker power amplifier. Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa sungguh berbahaya dan sanggup membuat spul speaker kita terbakar. Oleh alasannya itu tegangan DC pada output speaker mesti dihindari. Kebanyakan power amplifier dengan watt besar menggunakan tegangan ganda atau simetris positif-ground-negatif dan menghubungkan output amplifier pribadi ke speaker tanpa kapasitor. Pada keluaran atau output amplifier bisa saja mengandung tegangan DC meskipun kecil dan tidak berbahaya bagi speaker. Tegangan DC pada keluaran amplifier inilah disebut DC tentang BIAS power amplifier. Ada beberapa rekomendasi tentang hal ini. Ada yang menyampaikan BIAS merupakan besarnya arus pengumpul tr final dan ada yang menyampaikan juga BIAS merupakan besar tegangan antara basis dan emitor atau basis dan basis transistor final pasangannya. Dan ada juga pengukuran tegangan pada kedua basis tr driver. Kaprikornus ada beberapa jenis pengukuran untuk BIAS ini. Dan ada juga beberapa teknik pengukuran dengan cara lain untuk mengevaluasi parameter BIAS ini. Akan kita coba angkat satu persatu nanti anda mengenal sedikit tentang DCO dan BIAS power amplifier , mari kita coba lanjut ke cara penyetelannya bagaimana? Kemampuan melakukan setting pada power amplifier mesti dikuasai kalau kita merakit suatu power amplifier dengan daya besar. Karena kalau tidak , maka sanggup membuat kerusakan pada tr final dan spul speaker itu sendiri. Melakukan setting DCO dan BIAS power amplifier merupakan hal yang sedikit rumit. Karena dituntut pengalaman dalam hal nilai parameter yang didapat pada dikala penyetelannya. Karena setiap power amplifier memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing. Hal inilah yang kadang menciptakan beda hasil dari penyetelan beberapa power amplifier. Tapi perbedaan ini masuk akal , selama kita tahu parameter nilainya , maka perbedaan tidak akan terlalu biasanya suatu power amplifier transistor berisikan 3 bab utama , yakni masukan audio disebut "INPUT STAGE". Kemudian bab tengah disebut "VAS" dan bab final suatu power amplifier disebut "OUTPUT STAGE". Langkah permulaan untuk mengawali setting merupakan tetapkan semua jalur pcb sudah benar dan posisi unsur tidak ada yang lebih terperinci dan tidak salah setting , berikut silahkan lihat gambar dibawah ini , dimana posisi VR DC offset dan BIAS berada. Ada 2 VR yakni P1 merupakan setelan DC offset dan P2 merupakan setelan terlihat dengan terperinci dimana posisi VR DCO dan Biasnya. Setelah anda sudah mengenali posisi VRnya lanjut ke cara penyetelannya. Pertama tetapkan keadaan volume tertutup yakni dengan cara menghubungkan input ke ground atau dengan menutup potensio volume. Tujuannya merupakan agar tidak ada sinyal bunyi yang masuk ke power pada dikala penyetelan berlangsung. Pengaturan dan setting power amplifier ada pada bab input stage P1 dan pada bab VAS P2. Setting DC potensio vr P1 digunakan untuk menertibkan DC offset pada jalur output ke speaker agar mendapat DC offset mendekati 0 volt atau mesti dibawah 20 mV. Caranya pakai multimeter set skala pada DC voltmeter di set DC range 2 ,5 volt. Kemudian konek probe merah ke output speaker dan probe hitam ke ground atau CT. Lalu atur VR P1 hingga mendapat DC offset terendah mendekati nol atau dibawah 20mV. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah bisa lihat gambar koneksi multimeter yang pertama yakni untuk cek DC offset diatas. Usahakan hasilnya mendekati nol atau dibawah 20mV. Apabila pada bab input stage power amplifier anda tidak ada VR P1 , maka anda tinggal setting Bias yang terletak pada bab VAS atau bab tengah power amplifier. Setting VR P2 digunakan untuk menertibkan Bias pada power amplifier. Caranya pakai multimeter set skala 500mA. Kemudian lepaskan kabel VCC+ dan disambung seri. Untuk koneksinya merupakan probe merah konek ke VCC+ power supply elco. Dan probe hitam konek ke VCC+ pcb power amplifier. Nyalakan power amplifier dan atur hingga multimeter menunjuk angka 50mA. Anda bisa cek pada jalur tegangan VCC- nya juga. Dengan koneksi sebaliknya yakni probe merah konek ke VCC- pcb power amplifier dan probe hitam konek ke VCC- power supply elco. Untuk menciptakan output bunyi lebih bermutu bisa diset Bias hingga 120mA. Tapi kian besar arus Bias akan kian baik mutu audionya dan resikonya merupakan power amplifier akan kian panas. Maka anda mesti memberi heatsink yang cukup dan diberi fan atau kipas selaku pendingin perhiasan , agar tidak over panasnya. Bahkan anda dapat menertibkan arus Bias hingga 250mA , asal DC offset yang dihasilkan tetap mendekati nol , maka akan tetap kondusif dengan resiko power lebih panas. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah pada gambar pengecekan arus bias pada kedua tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa cek satu persatu. Usahakan arus Bias tidak lebih dari 250mA. Sesuaikan besarnya arus bias dengan kesanggupan tr finalnya. Setting standart bias merupakan 50mA hingga 100mA. Tergantung jenis powernya. Yang terperinci kian besar arus bias , maka power akan kian panas. Nah diatas terlihat ada dua macam pengecekan bias pada power amplifier. Pada gambar kedua anda dapat lihat pengecekan tegangan bias pada kedua kaki basis transistor driver. Dan gambar ketiga merupakan pengecekan arus bias pada tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa menggunakan kedua cara diatas untuk cek BIASnya. Sebenarnya ada lagi cara lain untuk cek bias power amplifier ini , selain mengukur arus bias di pengumpul transistor final dengan cara memotong jalur pengumpul TR ke PSU , dapat juga dengan cara yakni mengukur tegangan di masing-masing kaki resistor kapur yang terpasang di kaki emitor tr final. Kemudian tegangan yang terukur dibagi dengan nilai resistor tadi. Dengan rumus I=V/R. Sebelum ke langkah pengecekan tegangan R emitor tr final , silahkan lihat gambar dibawah ini agar tidak lihat gambar diatas. Resistor emitor final Re yakni R1 dan R2 biasanya bernilai antara 0 ,22 ohm , 047 ohm , ada juga yang menggunakan R 0 ,5 ohm 0 ,50 ohm. Mengukur tegangan untuk mengenali arus final bisa di kaki R1 dan R2. Contoh anggap saja nilai R1 merupakan 0 ,47 ohm , ukur tegangan di masing-masing kaki R1 atau R2 dengan menggunakan multimeter biasa atau digital. koneksi probe multimeter bisa bolak-balik , cuma saja kalau terbalik hasil tegangan yang terukur menjadi negatif -. anda dapat membalik probenya agar lebih gampang membacanya. Set skala multimeter di 200mV agar lebih akurat. Di gambar diatas yang diukur dititik R1 yakni di titik merah dan biru. Dan hasil tegangan yang terukur dibagi dengan nilai R sesuai rumus diatas I=V/R. Misalkan tegangan di R1 di titik merah dan biru terukur 15mV , maka I=V/R yakni I=15/0 ,47 maka hasilnya sekitar 31 ,9. Maka 31 ,9mA itu merupakan arus TR dari semua cara diatas , tujuan merupakan sama untuk mengenali DCO dan Bias power amplifier. Anda bisa menggunakan salah satu cara diatas sesuai selera atau dengan mengkombinasinya. Agar didapat hasil yang lebih akurat. Untuk jenis power amplifier yang tidak dilengkapi VR DCO dan Bias , lebih baik tidak perlu di otak-atik lagi untuk menyettingnya. Karena bergotong-royong itu sudah fix dan pas tidak perlu di set lagi. Tapi kalau anda ingin mengganti atau memodifikasinya dengan menyertakan VR DCO dan Bias , ya silahkan , resiko ditanggung anda sendiri. Semoga bermanfaat. Alhamdulilah akhirnya bisa ngeposting lagi. Posting kali ini adalah bagaimana cara setting DCO dan BIAS power amplifier? Ada banyak pertanyaan masuk lewat g+ dan komentar blog bertanya mengenai hal ini dan keinginan untuk membuatkan satu posting tersendiri mengenai hal ini, terkendala waktu dan kesibukan. Sehingga tertunda lama sekali tidak saya angkat ke permukaan. Karena uneg-uneg ini tidak enak kalau tidak dikeluarkan, maka munculah postingan ini. Bagi penggemar audio atau pemula simak lebih lanjut ya. Sebelum melangkah pada cara penyetingan DCO dan BIAS power amplifier, akan lebih baik jika anda berkenalan dulu sama dua istilah ini. Mungkin bagi ahli audio sudah pada paham istilah ini, tapi tidak ada salahnya saya bahas lagi mengenai istilah ini. Karena kedua istilah ini erat kaitannya dengan power amplifier kita dan sangat berpengaruh dan menentukan kualitas bagus tidaknya output power amplifier yang kita hasilkan. Mungkin selama ini kita hanya bisa merakit power amplifer bisa bunyi, sudah berhenti sampai disitu. Ternyata banyak variable yang ada dalam power amplifier itu yang dapat kita atur guna mendapatkan kualitas suara terbaik. Tidak semua power amplifier ada setelan DCO dan BIASnya. Tapi sebenarnya dari semua rangkaian power amplifier itu pasti ada yang namanya DCO dan BIAS. Terus mengapa kok ada power yang gak ada VR DCO dan VR BIASnya? Sebenarnya itu ada, tapi sudah di setel paten atau sudah di fix dengan nilai tertentu dengan hasil maksimal menurut pembuatnya. Tujuannya adalah agar aman dan tidak di otak-atik lagi dan tinggal pasang saja langsung bunyi, tentu saja hal ini sangat menguntungkan bagi para perakitnya, daripada harus susah payah dulu untuk setting DCO dan BIASnya. Mari kita bahas sedikit tentang DCO dan BIAS ini. DCO atau DC Offset adalah tegangan DC yang keluar pada keluaran speaker power amplifier. Tegangan DC yang terlalu tinggi yang keluar di output speaker bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan spul speaker kita terbakar. Oleh karena itu tegangan DC pada output speaker harus dihindari. Kebanyakan power amplifier dengan watt besar menggunakan tegangan ganda atau simetris positif-ground-negatif dan menghubungkan output amplifier langsung ke speaker tanpa kapasitor. Pada keluaran atau output amplifier bisa saja mengandung tegangan DC walaupun kecil dan tidak berbahaya bagi speaker. Tegangan DC pada keluaran amplifier inilah disebut DC offset. Kemudian tentang BIAS power amplifier. Ada beberapa pendapat tentang hal ini. Ada yang mengatakan BIAS adalah besarnya arus kolektor tr final dan ada yang mengatakan juga BIAS adalah besar tegangan antara basis dan emitor atau basis dan basis transistor final pasangannya. Dan ada juga pengukuran tegangan pada kedua basis tr driver. Jadi ada beberapa macam pengukuran untuk BIAS ini. Dan ada juga beberapa teknik pengukuran dengan cara lain untuk mengecek parameter BIAS ini. Akan kita coba angkat satu persatu nanti ya. Setelah anda mengenal sedikit tentang DCO dan BIAS power amplifier, mari kita coba lanjut ke cara penyetelannya bagaimana? Kemampuan melakukan setting pada power amplifier harus dikuasai jika kita merakit sebuah power amplifier dengan daya besar. Karena jika tidak, maka dapat menyebabkan kerusakan pada tr final dan spul speaker itu sendiri. Melakukan setting DCO dan BIAS power amplifier merupakan hal yang sedikit rumit. Karena dituntut pengalaman dalam hal nilai parameter yang didapat pada saat penyetelannya. Karena setiap power amplifier memiliki ciri khas dan perbedaannya masing-masing. Hal inilah yang kadang membuat beda hasil dari penyetelan beberapa power amplifier. Tapi perbedaan ini wajar, selama kita tahu parameter nilainya, maka perbedaan tidak akan terlalu jauh. Pada umumnya sebuah power amplifier transistor terdiri dari 3 bagian utama, yaitu masukan audio disebut "INPUT STAGE". Kemudian bagian tengah disebut "VAS" dan bagian akhir sebuah power amplifier disebut "OUTPUT STAGE". Langkah awal untuk memulai setting adalah pastikan semua jalur pcb sudah benar dan posisi komponen tidak ada yang terbalik. Agar lebih jelas dan tidak salah setting, berikut silahkan lihat gambar dibawah ini, dimana posisi VR DC offset dan BIAS berada. Ada 2 VR yaitu P1 adalah setelan DC offset dan P2 adalah setelan Bias. Sudah terlihat dengan jelas dimana posisi VR DCO dan Biasnya. Setelah anda sudah mengetahui posisi VRnya lanjut ke cara penyetelannya. Pertama pastikan kondisi volume tertutup yaitu dengan cara menghubungkan input ke ground atau dengan menutup potensio volume. Tujuannya adalah agar tidak ada sinyal suara yang masuk ke power pada saat penyetelan berlangsung. Pengaturan dan setting power amplifier ada pada bagian input stage P1 dan pada bagian VAS P2. Setting DC offset. Dimana potensio vr P1 digunakan untuk mengatur DC offset pada jalur output ke speaker agar mendapatkan DC offset mendekati 0 volt atau harus dibawah 20 mV. Caranya pakai multimeter set skala pada DC voltmeter di set DC range 2,5 volt. Kemudian konek probe merah ke output speaker dan probe hitam ke ground atau CT. Lalu atur VR P1 hingga mendapatkan DC offset paling rendah mendekati nol atau dibawah 20mV. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah ini. Anda bisa lihat gambar koneksi multimeter yang pertama yaitu untuk cek DC offset diatas. Usahakan hasilnya mendekati nol atau dibawah 20mV. Apabila pada bagian input stage power amplifier anda tidak ada VR P1, maka anda tinggal setting Bias yang terletak pada bagian VAS atau bagian tengah power amplifier. Setting BIAS. Dimana VR P2 digunakan untuk mengatur Bias pada power amplifier. Caranya pakai multimeter set skala 500mA. Kemudian lepaskan kabel VCC+ dan disambung seri. Untuk koneksinya adalah probe merah konek ke VCC+ power supply elco. Dan probe hitam konek ke VCC+ pcb power amplifier. Nyalakan power amplifier dan atur hingga multimeter menunjuk angka 50mA. Anda bisa cek pada jalur tegangan VCC- nya juga. Dengan koneksi sebaliknya yaitu probe merah konek ke VCC- pcb power amplifier dan probe hitam konek ke VCC- power supply elco. Untuk menghasilkan output suara lebih berkualitas bisa diset Bias sampai 120mA. Tapi semakin besar arus Bias akan semakin baik kualitas audionya dan resikonya adalah power amplifier akan semakin panas. Maka anda harus memberi heatsink yang cukup dan diberi fan atau kipas sebagai pendingin tambahan, agar tidak over panasnya. Bahkan anda bisa mengatur arus Bias sampai 250mA, asal DC offset yang dihasilkan tetap mendekati nol, maka akan tetap aman dengan resiko power lebih panas. Untuk gambar koneksi silahkan lihat gambar dibawah ini. Terlihat pada gambar pengecekan arus bias pada kedua tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa cek satu persatu. Usahakan arus Bias tidak lebih dari 250mA. Sesuaikan besarnya arus bias dengan kemampuan tr finalnya. Setting standart bias adalah 50mA sampai 100mA. Tergantung jenis powernya. Yang jelas semakin besar arus bias, maka power akan semakin panas. Nah diatas terlihat ada dua macam pengecekan bias pada power amplifier. Pada gambar kedua anda bisa lihat pengecekan tegangan bias pada kedua kaki basis transistor driver. Dan gambar ketiga adalah pengecekan arus bias pada tegangan VCC+ dan VCC- nya. Anda bisa menggunakan kedua cara diatas untuk cek BIASnya. Sebenarnya ada lagi cara lain untuk cek bias power amplifier ini, selain mengukur arus bias di kolektor transistor final dengan cara memotong jalur kolektor TR ke PSU, bisa juga dengan cara yaitu mengukur tegangan di masing-masing kaki resistor kapur yang terpasang di kaki emitor tr final. Kemudian tegangan yang terukur dibagi dengan nilai resistor tadi. Dengan rumus I=V/R. Sebelum ke langkah pengecekan tegangan R emitor tr final, silahkan lihat gambar dibawah ini supaya tidak bingung. Silahkan lihat gambar diatas. Resistor emitor final Re yaitu R1 dan R2 biasanya bernilai antara 0,22 ohm, 047 ohm, ada juga yang menggunakan R 0,5 ohm 0,50 ohm. Mengukur tegangan untuk mengetahui arus final bisa di kaki R1 dan R2. Contoh anggap saja nilai R1 adalah 0,47 ohm, ukur tegangan di masing-masing kaki R1 atau R2 dengan menggunakan multimeter biasa atau digital. koneksi probe multimeter bisa bolak-balik, hanya saja kalau terbalik hasil tegangan yang terukur menjadi negatif -. anda bisa membalik probenya agar lebih mudah membacanya. Set skala multimeter di 200mV agar lebih akurat. Di gambar diatas yang diukur dititik R1 yaitu di titik merah dan biru. Dan hasil tegangan yang terukur dibagi dengan nilai R sesuai rumus diatas I=V/R. Misalkan tegangan di R1 di titik merah dan biru terukur 15mV, maka I=V/R yaitu I=15/0,47 maka hasilnya sekitar 31,9. Maka 31,9mA itu adalah arus TR finalnya. Lepas dari semua cara diatas, tujuan adalah sama untuk mengetahui DCO dan Bias power amplifier. Anda bisa menggunakan salah satu cara diatas sesuai selera atau dengan mengkombinasinya. Agar didapat hasil yang lebih akurat. Untuk jenis power amplifier yang tidak dilengkapi VR DCO dan Bias, lebih baik tidak perlu di otak-atik lagi untuk menyettingnya. Karena sebenarnya itu sudah fix dan pas tidak perlu di set lagi. Tapi kalau anda ingin merubah atau memodifikasinya dengan menambahkan VR DCO dan Bias, ya silahkan, resiko ditanggung anda sendiri. Semoga bermanfaat. Cara mudah mengatasi dan memperbaiki power amplifier speaker aktif rusak, mengatasi speaker aktif mati total, berdengung, suara pecah atau serak dan keluar suara berisik kemresek, kumpulan macam macam kerusakan speaker aktif dan cara mengetahui bagian yang rusak pada bagian mesin speaker aktifKerusakan Speaker Aktif Speaker Aktif Mati Total Speaker Aktif Mendengung Speaker Aktif Suara Pecah Speaker Aktif Suara Berisik Mengatasi Kerusakan Speaker Aktif Data Komponen Speaker Aktif Tips Speaker Aktif Supaya Awet Kerusakan speaker aktif selain bisa diketahui dari gejala atau ciri-ciri suara yang keluar dari speaker, kerusakan juga dapat diketahui dari kondisi fisik komponen pada amplifier seperti komponen transistor atau resistor hangus, terbakar, keluar asap dan komponen pecah 1. Kerusakan Speaker Aktif Speaker atau salon aktif yang menggunakan rangkaian amplifier dengan sistem OCL Output Capasitor Less atau penguat yang tidak menggunakan capasitor pada outputnya dan mempunyai ciri menggunakan sepasang atau lebih transistor pada penguat akhir. sistem ocl memiliki keunggulan respon frekuensi yang lebih baik dibanding dengan sistem yang menggunakan capasitor, namun kekurangan sistem ini apabila terjadi kerusakan, tegangan vcc power supply akan mengalir langsung ke speaker, seperti pada amplifier speaker aktif jika terjadi kerusakan salah satunya akan menggeluarkan bunyi denggung yang keras apabila dibiarkan terlalu lama akan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah bahkan dapat menghanguskan trafo, berbeda pada speaker aktif yang ber merk seperti polytron tidak akan terjadi hal demikian karena pada rangkaian amplifier Speaker aktif polytron sudah dilengkapi dengan sensor dan protektor, Baca Juga Memperbaiki Speaker aktif polytron Pas21 berbeda pula speaker aktif home made yang mengejar ekonomis, agar harga terjangkau amplifier ala kadarnya dan tanpa dilengkapi protektor, terlebih kelas murah meriah komponen yang digunakan-pun sekedar bunyi tanpa mengukur daya beban, alhasil transistor final cepat panas dan rusak, Kembali ke Daftar isi ↑ Macam macam kerusakan speaker aktif dan cara mengatasi serta perbaikan speaker aktif rusak seperti berikut 2. Speaker Aktif Mati Total Kerusakan speaker aktif mati total ditandai dengan lampu indikator power tidak menyala, cara mengatasi speaker aktif mati total tidak mau menyala dan tidak ada suara bagian yang perlu di cek dan ditelusuri Steker dan kabel listrik kemungkinan dari kerusakan putus akibat tembaga kabel berkarat atau karena hewan pengerat Saklar power on off berkarat atau leleh akibat panas karena kontak kurang bagus Transformer trafo putus Selengkapnya Baca Mengatasi speaker aktif mati total Kembali ke Daftar isi ↑ 3. Speaker Aktif Mendengung kerusakan speaker aktif mendengung atau suara speaker aktif berdengung terbagi menjadi dua dan mempunyai tanda atau ciri masing masing, 1. Speaker aktif dengung keras tetapi masih bisa terdengar suara ketika di beri input musik dari playerKerusakan ada pada elko filter power supply, elko kering atau bisa juga kaki elko terlepas karena solderan retak. Speaker aktif yang menggunakan kit amplifier stereo terjadi kerusakan pada bagian L atau R, misal bagian L rusak akan mempengaruhi kinerja amplifier R atau sebaliknya. Jika speaker aktif berdengung ketika diberi input tanpa input normal, kerusakan dari kabel ground RCA input terlepas putus atau kabel rca itu sendiri dari player ke input speaker aktif berdengung bawaan, ada beberapa produk speaker aktif yang memang berdengung dari sananya, penyebab dengung tersebut pada umumnya karena penempatan trafo terlalu dekat dengan kit amplifier dan terjadi isolasi, untuk mengatasinya cukup dengan memindahkan trafo dan menjauhkan dari kit amplifier, suara berdengung tersebut bisa juga dari grounding atau kualitas pengkabelan kurang bagus Baca Juga 5 Penyebab Speaker Aktif Dengung Kembali ke Daftar isi ↑ 2. Speaker aktif dengung keras dan tidak keluar suara meski sudah diberi input, kerusakan seperti ini sangat fatal jangan terlalu lama saat menyalakanya karena kerusakan akan semakin parah dan menyebar ke komponen lainya seperti pada kerusakan dan perbaikan regulator astelo dan regulator tv cina, termasuk dapat mengakibatkan trafo putus. langkah-langkah perbaikan untuk mengatasi speaker aktif hanya suara dengungMengukur tegangan supply vcc + dengan ground dan vcc - dengan ground harus ada dan seimbang Mencari kerusakan dengan melihat kondisi komponen dari hangus Melepas dan menguji komponen perbagian dari transistor final, transistor driver dan komponen pendukung lainya. Mengganti komponen yang rusak Menguji kit amplifier setelah dilakukan penggantian komponen yang rusak. Memperbaiki rangkaian amplifier sebenarnya sangat mudah bagi yang memahami sistem kerja amplifier dan mengetahui langkah-langkah yang benar dalam mengatasi memperbaiki amplifier, namun untuk yang baru belajar dan baru terjun di dunia elektronika menjadikan momok jika dihadapkan pada rangkaian ini, bagaimana tidak setiap mengganti komponen yang rusak dan ketika di coba komponen pengganti rusak lagi. Baca Juga Mengatasi Transistor TV Rusak Lagi seperti pada penjelasan diatas kerusakan bisa bertambah parah, ini disebabkan pada rangkaian amplifier komponen saling terhubung langsung seperti transistor final dan driver, apabila transitor final rusak kemungkinan besar transistor driver juga rusak, begitu juga sebaliknya transistor driver rusak dapat menyebabkan transistor final rusak dan komponen pendukung lainya. namun jika sudah mengetahui cara yang benar maka kejadian tersebut tidak akan terjadi. Kesalahan yang sering dilakukan dalam memperbaiki speaker aktif atau kit amplifier adalah kurang teliti dalam mencari sumber penyebab kerusakan salah dalam uji coba, akibatnya korban komponen pengganti. untuk itu berikut solusi bagaimana cara yang benarSetelah kit amplifier dilakukan penggantian komponen jangan terburu-buru untuk mencoba dengan menggunakan speaker Sebaiknya dalam menguji coba rangkaian amplifier, transistor final Q7,Q8 dilepas terlebih dahulu Tanpa transistor final coba rangkaian diberi tegangan dan ukur output dengan menggunakan multimeter, rangkaian amplifier sudah bekerja dengan baik apabila output amplifier jika diukur menggunakan multimeter pada posisi DC Volt tidak terukur atau todak keluar tegangan DC berlebihan diatas 0,25mV, apabila masih mengeluarkan tegangan DC berlebihan atau sama dengan tegangan supply artinya masih terdapat komponen yang rusak perlu diteliti lagi, selain outuput tidak mengeluarkan DC yang berlebihan amplifier sudah bekerja normal ditandai dengan jika input diberi sinyal audio atau sentuhan jari output mengeluarkan tegangan AC dan berdenyut sesuai besaran sinyal input. untuk lebih memastikan pada tahap ini rangkaian amplifier sudah bisa diberi beban atau dihubungkan ke speaker meski tanpa transistor final, dalam pengujian jangan terlalu lama menyalakanya atau secukupnya saja dan dengan volume yang kecil. apabila dari hasil ukur sudah sesuai dimana output tidak mengeluarkan dc berlebih dan bisa mengeluarkan tegangan ac berdenyut biasanya amplifier sudah bekerja normal dan tanpa transistor final amplifier sudah bisa mengeluarkan suara ketika dihubungkan dengan speaker pengujian rangkaian dengan speaker tanpa transistor final dapat dilakukan apabila rangkaian seperti pada gambar, menggunakan RE driver 2 buah, resistor R12,R13. setelah proses pengujian tanpa transistor final selesai dan berhasil tahap selanjutnya adalah pemasangan transistor final speaker aktif, dan uji coba kembali seperti proses awal, ukur tegangan DC dan AC sebelum dihubungkan ke ke Daftar isi ↑ 4. Speaker Aktif Suara Pecah Kerusakan speaker aktif suara serak atau suara speaker aktif pecah terjadi akibat kinerja amplifier abnormal dimana terdapat sebagian komponen tidak bekerja, penyebabnya speaker aktif serak pecahKerusakan pada salah satu transistor final Q7 atau Q8 salah satu RE transistor final putus R14 atau R15 atau bisa juga kerusakan dari speaker, spul sudah mengesek magnet. Kembali ke Daftar isi ↑ 5. Speaker Aktif Suara Berisik kerusakan speaker aktif berisik gemuruh atau spekaer aktif suara kemresek juga terbagi dua 1. Spekaer aktif keluar suara berisik saat potensio diputarPotensio sudah rusak sehingga mengeluarkan bunyi berisik saat diputar bisa juga dari komponen kendor 2. Speaker aktif suara berisik meski dalam kondisi diamterdapat komponen yang kendor akibat getaran kaki atau pin komponen berkarat aus akibat lembab atau bekas kenang-kenangan kunjungan si tikus, hehe Kembali ke Daftar isi ↑ 6. Mengatasi Kerusakan Speaker Aktif Cara mengatasi kerusakan speaker aktif rasanya kurang lengkap jika postingan tidak ada gambar dan tidak sesuai judul blog yang lama, bagi yang tidak mau ribet maka sesuai judul "Cara mudah servis elektronika" berikut ini adalah cara paling cepat, mudah dan tanpa perlu tes komponen dalam mengatasi amplifier rusak berdengung dan pecah. 100% persen berhasil apabila tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan komponen. jurus atau cara ini diperuntukan bagi yang tidak begitu mengerti tentang elektronika dan yang kesulitan dalam mencari sumber penyebab kerusakan, atau juga yang tidak mau ambil resiko kerusakan komponen pengganti. metode ini sebenarnya sama saja dengan mengganti hampir 50% komponen yang ada pada rangkaian tetapi di ambil pada bagian penguatan akhir dan bagian vital sekaligus yang sering terjadi kerusakan, keutungan menerapkan metode ini adalah mempercepat proses perbaikan, hemat waktu dan biaya. kenapa bisa dibilang hemat waktu dan biaya? Hemat waktu, tanpa mencari satu per satu komponen yang rusak cukup melepas dan mengganti komponen Hemat biaya, jika tidak ada kesalahan pemasangan artinya hanya sekali mengganti komponen sudah berhasil mengatasi kerusakan, bandingkan jika memperbaiki tetapi tidak mengetahui sumber penyebab kerusakan, berapa banyak komponen transistor driver dan final yang dikorbankan. jadi langsung pada eksekusi, contoh model kit amplifier speaker aktif yang sederhana agar mudah dipahami lihat gambar baik-baik dan ganti komponen yang dilingkari merah. Tanda yang dilingkari merupakan bagian komponen yang harus diganti apabila perbaikan memakai cara mudah tanpa mengukur dan mencari satu per satu komponen yang rusak, jika kit berbeda lihat skema rangkaian amplifier speaker aktif yang umum dipakai Kembali ke Daftar isi ↑ 7. Data Komponen Speaker Aktif D3,4,5 ganti dioda jika menggunakan jenis zener 1N4148, jenis silikon 1N4002 dan seri lainya tidak perlu, tetapi lebih baik diganti. Q7 Transistor final NPN, umumnya TIP3055, TIP41, TIP31 Q8 Transistor final PNP, umumnya TIP2955, TIP42, TIP32 Q5 Transistor driver NPN, TIP31, BD139, 2N5551 dan lain-lain Q6 Transistor driver PNP, TIP32, BD140, 2N5401 dan lain-lain Q4 Transistor Vas NPN, BD139, 2N5551, C1815 dan lain-lain R12,13 RE driver, menggunakan 330 ohm atau 300 ohm R14,15 RE final, menggunakan 0,47 ohm atau 0,5 ohm 2 watt atau 5 watt R10,11 pembatas arus dan tegangan resistor 100 ohmKembali ke Daftar isi ↑ 8. Tips Speaker Aktif Supaya Awet tips agar amplifier speaker aktif lebih kuat dan tahan lama ganti transistor final dengan daya yang lebih besar, misal aslinya menggunakan TIP41+42 ganti dengan transistor jenis ST TIP3055-TIP2955 yang kualitas bagus atau transistor toshiba 2SC5200 + 2SA1943 maupun transistor sangken 2SC3858 + 2SA1494 Baca Juga Membuat Amplifier Watt Besar Apex H900 Tef Demikian pembahasan dan pengalaman tentang macam-macam kerusakan speaker aktif, penyebab kerusakan dan cara mengatasi speaker aktif mati total, mendengung, suara pecah dan speaker aktif suara berisik, Semoga bermanfaat, © ke Daftar isi ↑ Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Bagi yang masih tahap belajar yang belum memahai tentang DCO dan BIAS pada power amplifier perlu menyimak pemahasan ini sampai selesai, tapi sebelum kita lanjutkan pembahasan ini lebih jauh, mohon ijin dulu bagi para master audio yang kebetulan mampir di situs ini, kami akan sedikit berbagi pengalaman pada mereka yang masih pemula, karena saya yakin manfaat paling besar di dunia ini adalah bisa memberikan manfaat pada orang lain, Pembahasan ini mungkin sudah agak telat karena di luar sana sudah banyak yang praktek langsung pada master-mater power audio yang sudah begitu banyak tetang hal ini, tapi itu tidak menyurutkan semangat saya untuk berbagi, karena saya yakin generasi pecinta Power audio rakitan akan terus ada, dan kadang mereka yang masih pemula ada yang enggan bertanya langsung pada ahlinya, kembali ketopik pembahasan, bagaimana cara setting DCO dan Bias pada power amplifier, apa itu DCO apa itu Bias, bagaimana cara settingnya, apakah semua driver power amplifier harus di setting DCO dan BIAS-nya, maka untuk lebih jelasnya simak artikel ini sampai selesai,Baca juga ;Transistor final yang bagus untuk bass pada power amplifier Apa itu DCO dan BIAS Sebelum membahas lebih jauh tentang cara penyetingan DCO dan BIAS pada driver power amplifier, maka tidak ada salahnya jika anda mengetahui terlebih dulu dengan dua istilah ini. Mungkin bagi para master perakit power amplifier sudah sangat paham dengan dua istilah ini, tapi bagi yang masih pemula saya rasa wajib untuk mengtahui tentang dua istilah ini karena membawa pengaruh terhadap kuwalitas baik dan buruknya output sebuah power amplifier hasil rakitan, kita yang sama-sama masih belajar mungkin pernah mengalami merakit sebuah power amplifier hanya sampai batas asal bisa bunyi tanpa mengetahui kuwalitas baik dan buruknya output yang di hasilkan dari power tersebut,Perlu di ketahui dalam sebuah Kit Driver power amplifier ada beberapa variabel yang bisa diatur untuk bisa mendapatkan hasil output yang terbaik, memang tak semua kit driver power amplifier itu terdapat settingan DSO dan BIAS, karena beberapa produk Kit driver power amplifier yang beredar DCO dan BIASnya memang sudah di setting secara Permanen dengan nilai tertentu dari Pabrikannya, nanum masih banyak juga kit Driver Power Amplifier yang terdapat VR DCO dan VR Biasnya ini tujuannya agar si perakit dapat mensetting sendiri agar mendapatkan hasil sesuai yang di butuhkan, Selanjutnya Mari sama-sama kita bahas sedikit mengenai DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini. di kutip dari Bahar Elektronik. DCO DC Offset merupakan tegangan DC yang keluar dari power amplifier ke Speaker. Tegangan DC yang keluar ini jika terlalu tinggi akan sangat berbahaya ke Speakernya karena akan mudah membuat coil speaker rusak atau terbakar,Maka dari itu tegangan DC di output speaker itu tidak boleh di kesampingkan sebisa mungkin harus dihindari. Umumnya power amplifier dengan daya watt besar memakai tegangan simetris yaitu - Negatif, CT/GND, + Positif, dan pada outputnya terhubung langsung ke speaker tanpa hambatan atau tanpa kapasitor, output amplifier terhubung langsung tanpa kapasitor ke speaker ini bisa mengandung tegangan DC walaupun teganganya kecil, kalau tegangan kecil memang tidak berbahaya karena tidak sampai menyebabkan speaker rusak atau terbakar. Dan Tegangan DC di output amplifier inilah dinamakan DCO atau DC tentang BIAS pada power amplifier. beberapa pendapat menyatakan tentang hal ini. Ada yang menyatakan BIAS merupakan nilai besaran arus dari kolektor transistor final dan ada beberapa pendapat lagi mengatakan BIAS merupakan nilai besaran tegangan dari emitor dan basis atau basis dan basis pada transistor final. dan ada juga ada lagi metode pengukuran tegangan pada kedua basis transistor driver. Jadi memang ada beberapa metode atau tehnik cara pengukuran pada BIAS ini untuk mengecek nilai atau parameter pada BIAS ini. Dan kali ini Akan coba kita angkat satu persatu,Setelah anda mendapat sedikit gambaran seputar DCO dan BIAS pada perangkat power amplifier, selanjutnya coba kita bahas bagaimana Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier, Karena Kemampuan untuk melakukan setting pada driver power amplifier juga harus dikuasai pada saat praktek melakukan perakitan power amplifier untuk daya watt yang besar. Karena kalau tidak, akan dapat menyebabkan kerusakan di transistor final juga pada coil speakernya, dan tentu anda tidak mau mengalami seperti itu kan. Cara setting DCO serta BIAS pada driver power amplifier memang sedikit rumit di lakukan oleh yang masih tahap pemula karena harus di tuntut mengerti tentang nilai atau parameter pada waktu penyettingan. Karena umumnya setiap driver power amplifier memang memiliki karakter serta ciri khas yang sirkit power amplifier terdiri dari 3 bagian, yaitu di bagian pertama adalah "INPUT STAGE". selanjutnya bagian tenggah atau bagian "VAS" dan yang terakhir adalah bagian "OUTPUT STAGE". Langkah pertama dalam memulai setting DCO dan BIAS yaitu pastikan dimana letak dan posisi VR DCO dan VR BIAS,Supaya lebih jelas agar tidak salah untuk melakukan setting, coba silahkan untuk memperhatikan skema diagram di bawah ini, Perhatikan dimana letak VR DCO serta VR BIAS berada. Sebagai contoh dalam gambar diagram dibawah Ada 2 VR yakni VR P1 untuk setting DC Offset sedangkan untuk P2 untuk setting diagram power amplifierBaca juga Perbedaan Transistor sanken dan toshibaJika Sudah mengetahui dimana letak VR DCO serta VR BIAS. Maka berlanjut ke cara settingnya. Pastikan potensio volume tertutup atau bisa juga input di jumper ke ground. Tujuannya agar supaya tidak ada sinyal audio yang masuk ke driver pada saat penyettingan berlangsung. Perlu di ingat Pengaturan dan cara setting driver power amplifier ada di bagian input stage yaitu P1 dan satu lagi di bagian P2, VAS. Cara Setting DCO atau DC atau vr P1 digunakan sebagai mengatur nilai DC offset pada output ke speaker agar supaya bisa mendapatkan nilai DC offset yang mendekati 0 volt atau paling tidak bisa di titik aman yaitu dibawah 20 mV. Caranya pakai AVO meter set di skala DC voltmeter range 2,5 volt. Kemudian pada probe hitam taruh di GND/CT sedangkan probe merah taruh ke output. Kemudian putar dan atur VR P1 hingga bisa mendapatkan nilai DC offset yang paling rendah atau paling kecil, mendekati nol atau paling tidak bisa dibawah 20mV. Cara setting DCO Pada Power AmplifierPada gambar di atas koneksi Avometer untuk cek pada DC offset. hasilnya usahakan dibawah 20mV atau mendekati nilai nol. dan Apabila di blok input stage tidak terdapat pariabel atau VR untuk setting DC Offset itu artinya sudah di fix dari pabrikannya maka anda tidak perlu lagi harus repot-repot untuk menyetelnya, dan selanjutnya anda tinggal menyetting Biasnya, yang ada pada blok VAS atau pada vr P2 di drver power Setting atau VR P2 Fungsinya untuk mengatur Bias pada Driver power amplifier. Caranya silakan ambil AVO meter set di skala 500mA. Selanjutnya silakan lepaskan kabel pada VCC+ kemudian disambung secara seri dengan AVOmeter tadi. caranya adalah untuk probe merah silakan pasang di VCC+ pada power supply elco. Sedangkan untuk probe hitam pasang di VCC+ pada papan pcb driver power amplifier. Nyalakan power amplifier serta silakan atur hingga jarum di AVO meter menunjuk ke angka 50mA. Selain itu Anda juga bisa cek di jalur tegangan VCC - Caranya Dengan koneksi untuk probe merah silakan pasang ke VCC- di pcb power amplifier sedangkan untuk probe hitam pasang di jalur VCC- pada power supply elco. Maka Untuk bisa menghasilkan output atau suara yang lebih berkualitas bisa disetting BIASnya hingga nilai 120mA. Cara setting Bias pada power AmplifierBahkan asal nilai DCO masih mendekati ambang batas yaitu mendekati nol, maka arus BIAS bisa di set sampai 250mA, Tapi perlu di ketahui juga bahwa semakin besar arus pada Bias maka akan membuat transistor final semakin panas, walaupun kuwalitas suara yang di hasilkan memang akan semakin bagus dan maksimal. Cara untuk menyikapi ini mungkin anda bisa menambah heatsink serta kipas yang cukup supaya tetap dari arus bias yang ada pada kedua tegangan yaitu VCC+ dan VCC- Anda bisa lakukan satu persatu. Dan Usahakan arus pada Bias untuk tidak lebih dari 250mA. Sebaiknya anda bisa Sesuaikan besarnya arus pada bias dengan kemampuan atau spek dari transistor finalnya. Setting untuk standart bias yaitu antara 50mA hingga 100mA. Tergantung juga pada jenis powernya. Tapi Yang jelas semakin tinggi arus bias, maka transistor final juga akan semakin panas. Seperti diatas ada dua macam cara pengecekan arus bias pada rangkaian power amplifier. di gambar kedua anda juga bisa lihat cara pengecekan arus bias dengan cara yang lain yaitu pengecekan pada kedua kaki basis di transistor driver. Anda bisa memilih menggunakan kedua metode diatas untuk melakukan pengecekan arus BIAS. Sebenarnya masih ada lagi metode lain untuk melakukan cek bias pada power amplifier, selain dengan mengukur arus bias pada kolektor di transistor final dengan cara memotong arus dari PSU ke kaki kolektor transistor Final tersebut, namun saya lebih sering memakai metode ini karena sedikit lebih simple, di bandingkan dengan metode yang lain misal mengukur pada masing-masing resistor kapur di kaki emitor yang terpasang pada transistor final dengan menggunakan rumus I=V/R seperti gambar di bawah ini,Metode cara pengukuran seperti gambar di atas adalah arus tegangan pada masing-masing resistor kapur di kaki Emitor yang terpasang pada transistor final. Kemudian pada tegangan yang diukur selanjutnya dibagi dengan nilai resistor tersebut. Ukur tegangan pada masing-masing bagian kaki R1 ataupun R2 dengan cara menggunakan AVO meter analog ataupun digital. Caranya pasang probe AVO meter bisa bolak-balik, tapi kalau terbalik maka hasil tegangan yang diukur akan menjadi negatif -. Atau kalau memakai AVO meter analog jarumnya akan berputar ke kiri maka supaya bisa membacanya anda bisa tukar posisi probenya. Untuk melakukan pengecekan silakan Set skala di AVO meter pada 200mV supaya bisa lebih akurat. Pada gambar diatas posisi yang diukur adalah pada titik R1 yaitu warna merah dan biru, Dan nanti hasil tegangan yang diukur kemudian dibagi dengan nilai R sesuai rumus I=V/R. Contoh saja, tegangan di R1 misalkan 15mV, jadi I=V/R I=15/0,47 maka hasil yang di dapat sekitar 31,9. dan 31,9mA ini adalah arus pada TR finalnya, cara ini mungkin agak sedikit rumit namun tergantung anda lebih suka memilih cara yang mana, atau barang kali anda pilih ke dua-duanya supaya bisa memperoleh hasil yang lebih akurat lagi,Pembahasan tentang Cara Setting DCO dan BIAS pada Power Amplifier ini di peruntukan pada driver power yang memang sudah di desain untuk bisa di setting DCO dan BIASnya sesuai kebutuhan, namun untuk driver power yang tidak di lengkapi dengan VR DCO dan BIAS itu artinya Drivernya memang sudah di setting secara maksimal oleh pabrikannya dan tak perlu lagi di otak-atik namun jika anda memang sudah memiliki pengalaman yang teruji untuk memodifkasinya silakan Itu sah-sah saja, PenutupSemoga artikel ini bermanfaat buat pembaca khususnya bagi para pecinta power audio yang masih pemula.

penyebab output amplifier keluar tegangan dc